LINGUISTIK UMUM
SEJARAH LINGUISTIK
Disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah
Linguistik Umum
Dosen Pengampu : Noor Cahaya, M.Pd
Disusun oleh :
Devi Lestari (1610116320006) A-2
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
Sejarah Ilmu Linguistik
Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general
linguistic). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah
bahasa saja seperti bahasa Jawa atau bahasa Arab, melainkan pengajian seluk beluk bahasa pada
umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia. Dalam
bahasa Indonesia kata linguistik bukan hanya berarti ilmu tentang bahasa,
tetapi juga berarti bahasa itu sendiri atau mengenai bahasa.
Sebagai ilmu, linguistik juga sudah mempunyai sejarah
yang panjang. Pada dasarnya setiap ilmu termasuk juga ilmu linguistik telah
mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebut tahap
spekulasi, tahap kedua disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap
ketiga disebut tahap perumusan teori.
Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang
bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita
rekaan belaka. Penyelidikan yang bersifat ilmiah baru dilakukan orang pada
tahap ketiga, dinamakan bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan
diklasifikasi tetapi juga dibuatkan oleh teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik penuh dengan
berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan. Dalam
perkembangannya, mulai dari zaman Yunani sampai istilahnya linguistik modern
banyak terjadi pertentangan para linguis mengenai studi bahasa. Masing-masing
zaman muncul beberapa tokoh yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa tersebut.
Ferdinand
de Saussure (1857-1913) adalah bapak Linguistik
Modern yang mengarang Course de
Linguistique Generale. Dalam buku tersebut tersimpul empat gagasan penting
sebagai berikut:
1. Bahasa
dapat ditelaah secara sinkronik, yaitu diteliti berdasarkan kurun waktu
penggunaannya pada zaman tertentu, dan juga diakronik yaitu penelitian pada
sebuah bahasa yang diteliti dari sejarah penggunannya hingga masa kini.
2. Perbedaan
mengenai Langue dan Parole. Langue adalah keseluruhan sistem tanda bersifat
abstrak yang digunakan sebagai alat komunikasi verbal antar manusia. Sedangkan
parole adalah realisasi dari langue, sifatnya konkrit dan dapat diamati.
3. Bahasa
mengandung sistem tanda linguistik yang bernama signifiant dan signifie.
Signifiant adalah kesan bunyi yang timbul dalam benak manusia, sedangkan
signifie kesan makna yang merujuk pada objek yang dimaksud.
4. Elemen
bahasa seperti fonem, morfologi, dan sintaksis memiliki hubungan yang dinamakan
Sintagmatik dan Paradigmatik.
Bersamaan dengan perjalanan Ferdinand de Saussure, perkembangan ilmu
fonologi pun berkembang berkat Aliran Praha pada tahun 1926 yang terdiri
dari para tokoh linguistik bernama Vilem Mathesius, Nikolai S. Trubetskoy,
Roman Jakobson, dan Morris Halle. Dalam perkembangan fonologi, mereka membedakan
dengan tegas fonetik dan fonologi.
1. Periode awal
a.
India
Di
India orang mempelajari bahasa untuk kepentingan ritual, membaca kitab weda.
Bahasa yang terdapat pada kitab weda adalah bahasa sansekerta. Panini adalah
seorang sarjana Hindu yang memerikan struktur bahasa sansekerta dalam bukunya,
Astdhyasi. Ia beranggapan bahwa mempelajari tata bahasa sansekerta itu penting
agar hikmah dalam kitab weda tetap terjaga, doa menjadi kabul.
b.
Yunani
Kalau orang India lebih
memperhatikan dengan teliti tentang peristiwa-peristiwa bahasa dan menguraikan
dan menyusunnya secara teratur serta mendalam, berbeda dengan Yunani. Yunani
lebih mempersoalkan mengapa terjadi peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh
latar belakang bidang yang mempengaruhinya, yaitu filosof, yang bertitik tolak
pada filsafat (hakikat sesuatu, tentang kebenaran, asal mula).
Masalah pokok
kebahasaan yang menjadi pertentangan pada masa ini, yaitu fisis dan nomos, analogi
dan anomali. Bahasa bersifat fisis atau alami karena memiliki hubungan
asal-usul, adanya hubungan antara kata dengan benda. Misalnya, Tokek (memiliki
hubungan dengan bunyi), supan-supan (tanaman yang menutup ketika disentuh,
udang baah (udang yang hanya ada ketika air pasang, baah). Kelompok yang
menganut paham ini adalah kaum naturalis.
Bahasa
bersifat nomos (konvensi) menutur kaum konvensional menyebutkan bahwa bahasa
memiliki makna yang diperoleh dari kebiasaan atau tradisi yang kemungkinan
dapat berubah. Sebagian besar konsep benda, sifat, dan keadaannya yang sama
diungkapkan dalam kata yang berbeda, misal buku, lantai, dan lain-lain.
Analogi
(teratur), misalnya regular verbs, pemajemukan è book:books
Anomali
(tidak teratur), misalnya irregular verbs è child:children,
write: wrote
Tokoh-tokoh Yunani antara lain Plato yang mempersoalkan hubungan antara lambang dan acuan. Ia membagi kelas kata atas onoma dan rhema. Aristoteles
menganggap bahwa lambang dan acuan memiliki hubungan konvensional. Ia membagi kelas kata atas nomen, verbum, syndesmoi,
arthon. Sedangkan kaum Alexandrian
membagi kelas kata menjadi onoma (kata benda), rhema (kata kerja), motosche (partikel), arthon (kata sandang), antonymia (kata ganti), prothesis (kata depan), epirrthema (kata keterangan), dan syndesmoi
(kata sambung).
c. Masa Romawi
Salah satu tokoh yang terkenal di masa Romawi
adalah Varro yang membuat buku
berjudul De Lingua Latina. Buku
tersebut membahas etimologi (ilmu yang mempelajari asal mula kata), morfologi
(kata benda, kata kerja, partisipel, adverbium). Selain itu, Priscia juga telah membuat tata bahasa priscia
yang membahas fonologi (bunyi dan penggambarannya), morfologi (diksià kelas kata), dan
sintaksis (gramatika).
Kaum
alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa, dari mereka kita
mewarisi sebuah buku tata bahasa yang bisebut tata bahasa dionysius thrax. Buku itu sering disebut tata bahasa tradisonal.
Jadi cikal bakal tata bahasa tradisonal berasal dari buku dionysius
thrax.
d. Masa Pertengahan
Pada masa pertengahan, bahasa Latin dianggap sebagai bahasa gereja,
bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Pada masa ini terdapat Kaum Stoik yang masih
mempersoalkan lambang dan acuan (fisis, nomos, analogi dan anomali). Mereka
menghasilkan Tata bahasa spekulativa yang beranggapan bahwa semua bahasa
memiliki kata untuk konsep yang sama, dan semua bahasa akan menyatakan kesamaan
jenis kata dan kategori gramatikal yang lainnya.
1.)
Peranan Kaum Modistae
Masih membicarakan
pertentang fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali.
Mereka menerima konsep analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat
leguler dan bersifat unversal.
2.)
Tata Bahasa Spekulativa
Menurut tata
bahasa spektulativa kata tidak secara langsung mewakili alam dari
benda yang ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam berbagai
cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
3.)
Perus Hispanus
Perannya dalam linguistik :
a. Memasukkan
psikologi dalam analisis makna bahasa. Membedakan antara signifikasi utama dan
konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada bentuk akar dan pengertian yang
dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
b. Membedakan
nomen atas dan macam, yaitu nomen substan tivum dan nomen adjectivum.
c. Membedakan
partes dan orationes categoremetik dan syntategorematik
e. Masa Renaissance
Pada masa ini sudah banyak penguasaan terhadap bahasa Latin, Yunani,
Ibrani, dan Arab. Kajian
sudah menitikberatkan bahasa dari segi pembahasan, penyusunan
tata bahasa, dan perbandingan.
Dianggap
sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern. Dalam sejarah
studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans yang menonjol :
1.) Penguasaan
bahasa oleh sarjana-sarjana pada waktu itu (Latin, Yunani, Ibrani, Arab).
2.) Selain
bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga
mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa, dan juga
perbandingan.
Bahasa
Ibrani dan bahasa Arab banyak di pelajari orang pada akhir abad pertengahan.
Kedua bahasa itu diakui resmi pada akhir abad ke-14 di Universitas Paris.
Linguistik Arab berkembang pesat karena kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa
Kitab Suci agama Islam, yaitu Al-Qur’an, yang menurut pendapat kebanyakan Ulama
Islam tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa lain.
Ada 2 aliran Linguistik Arab:
1.) Aliran Basra
(mendapat pengaruh konsep dari zaman Yunani) sehingga mengacu pada kereguleran
dan kestatisan bahasa. Ad-Duali menjadi pelopor aliran bahasa Bashrah. Meski
demikian, banyak peneliti yang menyebut bahwa Al-Khalil bin Ahmad adalah
pendiri sintaksis Arab. Usaha Al-Khalil inilah yang kemudian dipakai Sibawaih
dalam merumuskan sintaksis tradisional.
2.) Aliran Kufah
(menganut paham anomali) mengacu pada keanekaragaman bahasa. Didirikan oleh Abu
Ja’far Al-Ru’asih yang merupakan murid dari Isa bin Umar dan Abu Amr bin A’la.
Tokoh terpenting dalam aliran ini adalah al-Kisa’i(189 H) dan al-Farra’ (206 H)
Tokoh Arab
Sibawaihi, dalam bukunya Al-‘Ayn, membagi kata menjadi : ismun (nomen), fi’lun
(verbum), harfun (partikel). Sementara itu, disisi lain, bahasa Eropa, serta
bahasa diluar Eropa, lingua franca (bahasa antarbangsa) digunakan untuk
kegiatan politik, perdagangan dan sebagainya.
Selain 2
aliran besar ini mencul pula aliran
Baghdad yang berusaha menengahi antara 2 kubu dan memilih pendapat yang terbaik
diantara keduanya. Aliran Baghdad dipelopori oleh Ibn Kaisan (299 H)
danal-Zajjaji (337 H) dan Abu Ali al-Fasi.
2. Periode Perkembangan
Pada periode ini ilmu perbandingan bahasa mencapai
puncaknya. misalnya pengkajian terhadap bahasa dilakukan untuk kepentingan
agama kristen. Hal ini dilatarbelakangi oleh terpecahnya kristen menjadi
kristen katolik dan protestan. Adanya krisis keuangan menyebabkan gereja pada
saat itu menerbitkan surat pengampunan dosa yang kemudian ditentang. Akibatnya,
kitab injil menjadi berbeda, injil yang dibawa ke Eropa Timur dan injil yang
dibawa dari Ibrani juga berubah. Dari perubahan ini muncullah keinginan untuk
mempelajari tata bahasanya yang kemudian dilakukan penelitian dalam bentuk
historis komparatif (Perbandingan dua bahasa atau lebih pada periode waktu yang
berbeda.).
Pada abad
kedelapan belas perhatian mulai diarahkan kepada bahasa-bahasa di luar
Eropa. Pengumpulan bahasa
secara besar-besaran oleh misionaris. G.W. Leibnitz adalah salah satu tokoh
yang membahas kekeluargaan bahasa. Sedangkan Sir William Jones membandingkan bahasa Sansekerta,
bahasa Yunani, dan bahasa Latin.
Pada abad kesembilanbelas perhatian terhadap perbandingan bahasa dan
pengotonomian bahasa sebagai ilmu. Para pemikir tidak hanya membaca dan membandingkan teks,
melainkan mulai mempersoalkan asal usul bahasa. Tokoh pada masa ini adalah E.B. Condillac yang
membahas asal mula bahasa berpangkal pada bunyi-bunyi alamiah dalam bentuk
teriakan akibat emosi.
J.G. Herder menganggap bahasa berasal dari nyanyian yang terbentuk dari
bunyi-bunyi langsung dan tidak langsung di sekitarnya. (peniruan bunyi). Sedangkan Wilhelm von Humboldt menganggap bahasa tidak
terjadi karena sangat diperlukan. Kata-kata timbul tidak didahului dengan
suara, melainkan dari adanya keinginan manusia itu sendiri.
3. Periode Pembaharuan
Dimulai setelah perang dunia pertama
ilmu bahasa mengalami perubahan. Bunyi bahasa juga dipengaruhi dari buku
Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa, Nikolai S. Trabetakoy (1890-1983),
mengadakan penyelidikan mendalam. Bunyi (p) pada awal kata para dengan
bunyi-bunyi pada kata tara, cara, kara, bara, dara, jara dan mara, dapat
dikatakan bahwa bunyi (p) dalam kara, para mempunyai fungsi membedakan
kata. Bunyi-bunyi semacam ini disebut Fonem. Prinsip-prinsip Madzhab disajikan
kepada dunia ilmu bahasa pada Kongres Bahasa pertama di den Haag tahun 1928.
Perkembangan
linguistik struktural di Amerika dipelopori oleh Franz Boas, Edward Sapir, dan
Leonard Bloomfield. Boas dan Sapir lebih berorientasikan pada Antropologi,
sedangkan Bloomfield pada keinginan untuk “mengilmiahkan” linguistik atau
bahasa. Tiga ahli bahasa Amerika disebut sebagai pemula kegiatan penyelidikan
bahasa sebelum terbitnya sintantic structure ialah Franz Boas, Edward
Sapir, dan Leonard Blomfield.
Ahli
bahasa di Amerika Serikat banyak bejasa dalam menyebar luaskan prinsip-prinsip
dan metode yang dihubungkan dengan nama “strukturalisme Amerika” ialah
Leonard Bloomfield (1887-1949). Tahun 1914 Bloomfield menerbitkan buku An
Intriduction to Linguistique Science.
Bloomfield
menyatakan pandangan, yaitu “rangsangan dan tanggapan” dinyatakan dengan
formula R t. . .r T. Suatu rangsangan praktiks (R)
menyebab seseorang.
Periode
pembaruan ditandai dengan ketidak puasan pendekatan tradisional, tokoh-tokoh
seperti: NS Trubetzkoy, Roman Jokobsin, sebagai peletak awal teori
struktural, kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli lain Franz Boas, Edward Sapir,
Ferdinand de saussure, Kennenth L. Pike, Bloomfield, Hockett, Gleason, Hills,
M. Joas, Chomsky, McCawley, Lakoff, Fillmore.
a.
Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure adalah Bapak Linguistik Modern karena bahasa telah dikaji
secara otonom, pengkajiannya bersifat deskriptif, menggunakan telaah sinkronik
(menyelidiki bahasa pada waktu tertentu tanpa membandingkan bahasa dengan
bahasa yang lain, dan tanpa membandingkan periode waktunya dengan periode waktu
yang lain.).
Konsep
yang dikemukakan oleh Ferdinand
De Saussure adalah telaah
sinkronik dan diakronik, perbedaan Langue dan Parole, perbedaan signifiant dan
signifie, dan hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Telaah
sinkronis menyelidiki bahasa pada waktu tertentu tanpa
membandingkan bahasa dengan bahasa yang lain, dan tanpa membandingkan periode
waktunya dengan periode waktu yang lain. Sifatnya horizontal, mendatar.
Misalnya, penelitian terhadap bahasa Gorontalo pada masa pendudukan Jepang. Telaah diakronis menyelidiki
perkembangan bahasa dari masa ke masa. Sifatnya vertikal. Misalnya, penelitian
terhadap bahasa Gorontalo sejak mula adanya sampai sekarang.
Langue
adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal
antara anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parole merupakan realisasi dari langue,
sifatnya konkrit.
Signifian
adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran.
Sedangkan signifie adalah pengertian
atau kesan makna. Signe adalah kata.
Sintagmatik
adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan yang berurutan,
linear. Sedangkan paradigmatik
merupakan hubungan anatara unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan dengan
unsur-unsur sejenis.
b.
Leonard Bloomfield
Leonard Bloomfield merupakan Bapak
linguistik struktural karena pengkajiannya seputar struktur bahasa. Ia tidak
mengkaji makna. Makna hanya dianggap sebagai sampingan, periferal. Menurut
Leonard Blooomfield setiap bahasa mempunyai struktur. Setiap struktur terdiri
atas unsur-unsur yang merupakan bagian dari unsur yang lebih tinggi/besar. Oleh
karena itu, harus dicari pendekatan untuk menganalisis strukturnya, misalnya
dengan segmentasi.
c.
Noam Chomsky
1.
Tata bahasa transformasi
2.
Kompetensi dan performansi
3.
Struktur dalam dan struktur luar
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka
Cipta.
Abd. Syukur Ibrahim, dkk. 1985. Aliran-Aliran Linguistik. Surabaya.
Usaha Nasional
Hidayatullah, Moch. Syarif.2012. Cakrawala Lingistik Arab. Tanggerang
Selatan. Al-kitabah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar